Lagi-lagi saya tertarik untuk menanggapi tulisan yang ada di blog kerajaan agama. Dengan gaya yang sok meyakinkan, ia berusaha membius para pembaca atas kengawurannya dalam berpikir. Tentu kengawuran berpikirnya, ia tutupi dengan berbagai macam referensi.
Dalam tulisannya yang berjudul “(Astaghfirullah) Mu’awiyah bin Abi Sufyan dikatakan murtad oleh “Ressay”, ia mengkritik tulisan saya yang berjudul “Khalifah Islam yang Bernama Muawiyah Ternyata Murtad?“
Pertama, saya tidak memvonis Muawiyah itu murtad. Saya menggunakan tanda tanya dalam judul tulisan saya. Jadi saya harap, para pembaca bisa jeli memahami kalimat yang disertai dengan tanda tanya.
Kedua, saya tidak menganggap bahwa Muawiyah itu bukan sahabat Nabi dalam tulisan saya diatas. Jika memang saya menganggap bahwa Muawiyah itu bukan sahabat Nabi, tolong tunjukkan dimana letak tulisan saya tersebut.
Hal ini saya tegaskan karena saudara kita pemilik blog kerajaan agama itu berkata:
Sebenarnya, terjadi salah kaprah dalam hal ini, itu semua dijadikan bahan pembenaran oleh yang bersangkutan, karena pernah terjadi perselisihan antara Mu’awiyah bin Abi Sufyan dengan Ali bin Abi Thalib, maka sekonyong-konyong yang bersangkutan berkesimpulan begitu, ia hanya melihat bahwa Ali ra lah sahabat, sedangkan Mu’awiyah bukan? Padahal Mu’awiyah adalah juga sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam
Jadi, jangan berdusta donk… 😀
Ketiga, sebetulnya tulisan saya mengenai Muawiyah itu simple saja. Saya berangkat dari pendapat Imam Malik:
Al Khalal meriwayatkan dari Abu Bakar Al Marwazi, katanya : Saya mendengar Abu Abdulloh berkata, bahwa Imam Malik berkata : “ORANG yang mencela sahabat-sahabat Nabi, maka ia tidak termasuk dalam golongan Islam” ( Al Khalal / As Sunnah, 2-557 )
Jadi, orang yang mencela sahabat Nabi, siapapun orang itu, maka ia tidak termasuk dalam golongan Islam.
Lalu saya mengutipkan riwayat tentang Muawiyah yang mencela Ali bin Abi Thalib as:
Ali bin Muhammad menceritakan kepada kami yang berkata Abu Muawiyah menceritakan kepada kami yang berkata Musa bin Muslim menceritakan kepada kami dari Ibnu Sabith dan dia adalah Abdurrahman dari Sa’ad bin Abi Waqash yang berkata ”Ketika Muawiyah malaksanakan ibadah haji maka Saad datang menemuinya. Mereka kemudian membicarakan Ali lalu Muawiyah mencelanya. Mendengar hal ini maka Sa’ad menjadi marah dan berkata ”kamu berkata seperti ini pada seseorang dimana aku telah mendengar Rasulullah SAW bersabda ”barangsiapa yang Aku adalah mawlanya maka Ali adalah mawlanya”. Dan aku juga mendengar Rasulullah SAW berkata kepada Ali ”Kamu disisiKu sama seperti kedudukan Harun disisi Musa hanya saja tidak ada Nabi setelahKu”. Dan aku juga mendengar Rasulullah SAW berkata kepada Ali ”Sungguh akan Aku berikan panji hari ini pada orang yang mencintai Allah dan RasulNya”.
Hadis ini telah dinyatakan Shahih oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Ibnu Majah no 98. Hadis di atas adalah bukti yang paling kuat kalau Muawiyah memang telah mencela Imam Ali. Al Hafiz Muhammad bin Abdul Hadis As Sindi dalam Syarh Sunan Ibnu Majah no 118 telah menunjukkan dengan kata-kata yang jelas dalam komentarnya tentang hadis ini ”bahwa Muawiyah telah mencaci Imam Ali bahkan memerintahkan Sa’ad untuk mencaci Imam Ali sebagaimana yang disebutkan oleh Muslim dan Tirmidzi”.
Dari riwayat tersebut jelas sekali bahwa Muawiyah itu telah mencela Ali bin Abi Thalib. Nah, bukankah Muawiyah itu termasuk golongan ORANG? Kalau dia termasuk golongan ORANG, maka itu terikat dengan perkataan Imam Malik: (terlepas apakah Muawiyah itu sahabat Nabi atau bukan)
“ORANG yang mencela sahabat-sahabat Nabi, maka ia tidak termasuk dalam golongan Islam” ( Al Khalal / As Sunnah, 2-557 )
Kecuali kalau pemilik blog kerajaan agama tersebut tidak menganggap bahwa Muawiyah itu termasuk golongan orang. (Golongan iblis, mungkin?)
Jadi, silogismenya begini nih:
Ali bin Abi Thalib adalah salah satu dari sahabat Nabi.
Siapa yang mencela sahabat Nabi (salah satunya Ali bin Abi Thalib), maka ia bukan termasuk golongan Islam.
Muawiyah mencela Ali (Salah satu sahabat Nabi).
Maka kesimpulannya Muawiyah bukan termasuk golongan Islam.
SIMPLE TOH? Hanya orang-orang yang tidak menggunakan potensi berpikirnya dengan baik yang tidak mampu memahami silogisme sesimple itu.
Keempat, dari tulisannya pemilik blog kerajaan agama tersebut Muawiyah bin Abi Sufyan itu termasuk sahabat Nabi. Berikut tulisannya:
Dari beberapa defisini sahabat di atas, maka jelas, bahwa Mu’awiyah bin Abi Sufyan adalah sahabat Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam.
Jadi, Muawiyah termasuk sahabat Nabi.
Mari kita buat silogismenya:
Muawiyah adalah sahabat Nabi.
Muawiyah adalah orang yang mencela Ali bin Abi Thalib yang termasuk salah satu dari sekian banyak sahabat Nabi.
Yang mencela sahabat Nabi adalah orang-orang yang tidak termasuk dalam golongan Islam.
Jadi, Sahabat Nabi itu bukanlah golongan orang yang tidak bisa murtad, melainkan mereka hanyalah manusia biasa yang bisa saja berbuat salah, dosa, bahkan murtad dari agama Islam.
Gimana…gimana? Logis toh? hehe…:D
Jadi, saran saya kepada pemilik blog kerajaan agama, berhentilah Anda dari usaha yang sia-sia yang hanya akan menunjukkan kepada khalayak ramai betapa ngawurnya cara berpikir Anda yang dipenuhi dengan dogma-dogma tak logis.
Kelima, ia mengutipkan riwayat hadits mengenai keutamaan Muawiyah bin Abi Sufyan, yang saya ragu ia mengutip langsung dari kitabnya atau tidak:
Nabi Shallalallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
“Ya Alloh, anugerahkanlah kepada Mu’awiyah ilmu al-Kitab (al-Qur`an) dan al-Hisab (ilmu hitung) serta jauhkanlah beliau dari adzab.” (HR Ahmad dan dishahihkan oleh al-Albani dalam as-Silsilah ash-Shahihah : 3227).
Saya ingin menunjukkan pendapat beberapa ulama yang menganggap bahwa tidak ada satupun riwayat mengenai keutamaan Muawiyah, yang shahih.
Ibnu Jawzi menyebutkan pernyataan Ishaq bin Rahawaih sebagai bukti penguat bahwa tidak satupu hadis fadhâil Mu’awiyah yang shahih, setelah menyebutkan beberapa contoh hadis palsu buatan kaum munafikun yang memuji Mu’awiyah:
Dengan sanad bersambung kepada Ya’qub ibn Yusuf, ia berkata, “Aku mendengar Ishaq ibn Ibrahim al-Handhali (Ibnu Râhawaih) berkata:
لا يَصِحُّ عن النبي (ص) فِيْ فضلِ معاوية بن أبي سفيان شيْيٌْ.“Tidak shahih sesuatu apapun dari Nabi saw. tentang keutamaan Mu’awiyah.”
Selain Ibnu Rahawaih, Ibnu Hajar juga berpendapat:
وقَد ورد في فضائل معاوية أحاديثُ كثيرةٌ لكن ليسَ فيها ما يَصِحُّ من طريق الإسناد، و بذلكَ جزمَ إسحاق بن راهويه و النسائي و غيرُهما.
“Dan telah datang banyak hadis tentang keutamaan Mua’wiyah akan tetapi tidak satupun yang shahih dasi sisi sanad. Dan dengan ini Ibnu Râhawai dan an-Nasa’i serta lainnya menegaskan.” (Baca Fath al-Bâri,14/254-255)
Selain itu, Jalaluddin As-Suyuthi dalam kitab al-La’âli al-Mashnû’ah, menukil penegasan Ishaq ibn Râhawai dengan tanpa sedikit pun mengisyaratkan adanya cacat pada jalur penukilannya. Bahkan penegasan itu ia sebutkan sebagai bukti kebenaran kesimpulan yang ia yakini. (baca al-La’âli al-Mashnû’ah,1/424. Maktabah at-Tijâriyah-Mesir).
Jadi, berhentilah menganggap bahwa Muawiyah itu orang yang dipenuhi dengan keutamaan-keutamaan.
Apakah pemilik blog kerajaan agama itu adalah termasuk orang yang digambarkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal?
إيشْ أقول فيهِما. إنَّ علِيُّا عليه اللسلام كان كثيرَ الأَعداء، فَفَتَّشَ أَعداْؤه لَهُ عيبًا فلَمْ يَجِدُوه، فَجاءُوا إلى رجُلٍ قد حاربَهُ و قاتلَهُ فَأَطروه كيادًا منهم لهُ.
“Apa yang harus aku katakan tentang keduanya? Sesunggguhnya Ali (‘Alaihis Salam) adalah seorang yang banyak musuhnya, maka musuh-musuhnya mencari-cari kesalahannya, namun mereka tidak menemukannya, lalu mereka menuju kepada seorang yang telah memeranginya untuk mereka puji sebagai makar jahat mereka terhadap Ali.” (Baca al-Mawdhû’at; Ibnu al Jawzi,1/335)
Semoga saja, pemilik blog kerajaan agama bukanlah termasuk orang yang membenci Ali bin Abi Thalib dengan memuji-muji Muawiyah.
Karena Rasulullah Saw bersabda:
يا علي لا يحبك إلا مؤمن ولا يبغضك إلا منافق
“Tidak mencintaimu selain orang mukmin dan tidak membencimu selain orang munafik.” (Sunan at-Tirmidzi, jilid 5, hal. 601)
Abu Said Al-Khudri mengatakan: “Kami masyarakat Anshar mengetahui kaum munafik dengan kebencian mereka terhadap Ali.” Sedangkan dalam riwayat Az-Zarandi disebutkan: “Kami tidak mengetahui kaum munafik di zaman Rasulullah Saw kecuali dengan kebencian mereka terhadap Ali.”
Riwayat-riwayat seperti itu terdapat pada Al-Jami’ karya At-Tirmidzi juz 2 halaman 299, Manaqib ibn Abdil Bar dalam kitab al-Isti’ab juz 3 halaman 46, Kitab Al-Jami’ul Kabir sebagaimana terdapat juga dalam kitab Tartibnya As-Suyuthi juz 6 halaman 390, dll.
———–
KLARIFIKASI:
Tulisan yang saya kritik dalam tulisan ini adalah tulisan dari اسوب سوبرييادي yang dipostingkan di weblog Kerajaan Agama.
Tidak heran dengan para nawashib yang selalu membela muawiyah (gembong munafikin) yang oleh hadis Bukhari digambarkan sebagai “Pemimpin yang mengajak manusia ke neraka”
حدثنا مسدد قال حدثنا عبد العزيز بن مختار قال حدثنا خالد الحذاء عن عكرمة قال لي ابن عباس ولابنه علي انطلقا إلى أبي سعيد
فاسمعا من حديثه فانطلقنا فإذا هو في حائط يصلحه فأخذ رداءه فاحتبى ثم أنشأ يحدثنا حتى أتى ذكر بناء المسجد فقال كنا نحمل لبنة لبنة وعمار لبنتين لبنتين فرآه النبي صلى الله عليه وسلم فينفض التراب عنه ويقول ويح عمار تقتله الفئة الباغية يدعوهم إلى الجنة ويدعونه إلى النار قال يقول عمار أعوذ بالله من الفتن
Rasulullah SAW bersabda:……. “kasihan Ammar, ia dibunuh oleh kelompok pembangkang. Ia mengajak mereka ke surga, mereka malah mengajaknya ke neraka. Ammar berkata “Aku berlindung kepada Ar Rahman dari fitnah”
(SHAHIH BUKHARI, KITAB الصلاة BAB التعاون في بناء المسجد )
hadis senada juga diriwayatkan dalam: Musnad Ahmad 3/90 no 11879 dishahihkan oleh Syaikh Syu’aib Al Arnauth]
Semua Ahli sejarah sepakat bahwa Ammar dibunuh oleh kelompok pembangkang pimpinan Muawiyah bin Abi Sufyan, terus apakah pimpinan manusia yang mengajak ke neraka akan masuk surga? tentu neraka tempatnya!
biar tambah lengkap baca yang ini:
Hadis Muawiyah Mati Tidak Dalam Agama Islam : Bantahan Terhadap Salafy
Makasih mas Ressay telah membongkar hakikat gembong munafikin ini!
hanifa dan konco-konconya emang setipelah, kagak pernah nyambung kalau diskusi. orang-orang kayak mereka gak pantes deh mengatasnamakan agama islam, cuma bikin malu saja
Sudah sering saya diperolok-olok mereka ketika mereka kehabisan argumen. saya hanya bisa bedoa untuk kebaikan mereka saja. Semoga Allah memberi mereka petunjuk. Semoga mereka bisa mencontoh bagaimana akhlak Nabi. Pernahkah beliau mengejek-ejek agama lain?
mau tanya, jadi muawiyah itu sahabat atau bukan. kalau dia sahabat berarti anda juga tidak boleh mencelanya, tapi kalau bukan ya ga apa-apa
Diantara para sahabat sendiri bukan hanya saling cela bung, tapi juga bunuh membunuh. Baca tuh buku sejarah…
mas yang saya tanya muawiyah itu sahabat atau bukan? saya ga nanya bunuh-bunuhan
Menurut definisi mayoritas umat Islam, Muawiyah itu sahabat mas. So what?
maksud saya gini mas,di tulisan mas kan mas kutip pendapat imam malik “ORANG yang mencela sahabat-sahabat Nabi, maka ia tidak termasuk dalam golongan Islam” ( Al Khalal / As Sunnah, 2-557 )makanya saya nanya si muawiyah itu sahabat nabi bukan,sebab kalo dia termasuk sahabat, kita masuk kategori yang imam malik bilang bukan?
kok ga dibales mas?
Sudah. Persoalannya, apa benar perkataan si Malik tiu?
lah gimana sih? kan yang mengutip pendapat imam malik mas sendiri,itu kan yan mas bilang “Ketiga, sebetulnya tulisan saya mengenai Muawiyah itu simple saja. Saya berangkat dari pendapat Imam Malik” kalo mas ga yakin tentang pendapat itu kenapa membuat tulisan yang berangkat dari “pendapat imam malik”?
Lebih baik Anda pahami lagi tulisan saya. Jika menggunakan pendapat Imam Malik, maka kesimpulannya Muawiyah itu murtad.
saya harap mas ressay menjawab pertanyaan saya 🙂 hatur nuhun
agama syiah memang agama para penghujat. beribu ribu riwayat ttg hujatan terhadap sahabat Rasul. Alhamdulillah Agama Islam bersih dari hujatan
Bukan menghujat. Tetapi menunjukkan penyimpangan yg mreka lakukan. Mengapa Anda tidak mempersoalkan para sahabat Nabi yang tidak hanya saling menghujat, tetapi saling membunuh di antara sahabat.
di cek riwayat ini mas…
Dari Ibnu Tharif dan Ibnu Alwan dari Ja’far dari ayahnya, bahwa Ali mengatakan pada pasukannya :
Kami tidak memerangi mereka karena mereka kafir, juga bukan karena mereka menganggap kami kafir, tetapi merasa kamilah yang benar, mereka pun demikian
Biharul Anwar jilid 32 hal 321-330, Bab hukum memerangi Amirul Mukminin Ali.
Riwayat ini diriwayatkan juga oleh Himyari dari kitab Qurbul Isnad hal 45.
………..Inilah Islam yg sesungguhnya bkn agama syiah, yg kitabnya bertabur dusta cacian hujatan ( yg begitu dikatakan menunjukan ). sdh mas pake sorban minta khumus cari banyak banyak amal dg mutah.
Hehehe…kalau komentar itu jangan ngawur yah….
Muawiyah adalah kelompok pembangkang yang mengajak ke neraka.
ويقول ويح عمار تقتله الفئة الباغية يدعوهم إلى الجنة ويدعونه إلى النار قال فجعل عمار يقول أعوذ بالرحمن من الفتن
Dan Rasulullah SAW bersabda “kasihan Ammar, ia dibunuh oleh kelompok pembangkang. Ia mengajak mereka ke surga, mereka malah mengajaknya ke neraka. Ammar berkata “Aku berlindung kepada Ar Rahman dari fitnah”. [Musnad Ahmad 3/90 no 11879 shahih oleh Syaikh Syu’aib Al Arnauth]
“Wahai Ali, kamu adalah penghulu di dunia dan penghulu di akhirat, kekasihmu adalah kekasihku, dan kekasihku adalah kekasih Allah. Musuhmu adalah musuhku, dan musuhku adalah musuh Allah, celakalah orang yang membencimu sesudahku.” (Mustadrak Al-Hakim 3: 128).
Siapa itu musuh Ali? Musuh Ali adalah Muawiyah. Karena Muawiyah adalah musuh Ali, maka ia musuh Allah.
“Tidak akan mencintaimu (Ali) kecuali orang mukmin, dan tidak akan membencimu kecuali orang munafik.” (Musnad Ahmad 3: 102).
Membenci Ali aja dianggap sebagai orang munafik, apalagi memeranginya?
“Kami tidak mengenal orang-orang munafik kecuali karena kedustaan mereka kepada Allah dan Rasul-Nya, meninggalkan shalat, dan kebencian kepada Ali bin Abi Thalib (sa).” (Mustadrak Al-Hakim 3: 102).
Salam Sdr Ressay
Saya barusan saja berkunjung ke blog yang anda sanggah “Kerajaan Agama” sebenarnya saya mau berkomentar disana, tapi saya urungkan karena bahasa dan gambar2 hinaan yang bukan saja terhadap syi’ah tetapi juga terhadap agama lain (kristen)… maka saya urungkan, karena menurut saya tidak layak seorang yang beragama apalagi mengaku islam menghina agama lain lebih2 terhadap saudara yang berbeda mazhab.
bahasa dan akhlaq mereka menunjukkan bahwa mereka tidak memiliki dalil yang kuat, caci-maki dan hinaan adalah logika dan modal orang jahil.
Salut kepada saudara yang tidak terpancing akhlaq kotor mereka…. semoga Allah SWT selalu melindungi dan menolongmu akhi!
Semoga kita bisa mencontoh akhlak Rasulullah.
Ma’af saya tambah:
di blog tersebut juga ditempel gambar-gambar -ma’af- porno, yang tentunya diharamkan oleh Islam apalagi gambar2 tsb dipakai untuk menghina kelompok lain
Hati-hati kalau ngomong…Jangan seperti menepuk air didulang,akhirnya basah wajah sendiri.Menuduh orang lain kasar,suka mengkafirkan,gak tahunya diri sendiri lebih parah,yang dikafirkanpun tak tanggung tanggung,seorang khalifah yang memiliki kontribusi besar dalam sejarah Islam.Lalu bahasamu yang mengatakan orang ngawur,berlagak sok,tidak bisa menggunakan potensi berpikirnya dengan baik adalah bahasa yang santun?Hati-hati juga bikin kaidah,bisa-bisa kena ente sendiri.
Ente membikin kaidah dengan silogisme :
Ali bin Abi Thalib adalah salah satu dari sahabat Nabi.
Siapa yang mencela sahabat Nabi (salah satunya Ali bin Abi Thalib), maka ia bukan termasuk golongan Islam.
Muawiyah mencela Ali (Salah satu sahabat Nabi).
Maka kesimpulannya Muawiyah bukan termasuk golongan Islam
Kemudian yang kedua:
Muawiyah adalah sahabat Nabi.
Muawiyah adalah orang yang mencela Ali bin Abi Thalib yang termasuk salah satu dari sekian banyak sahabat Nabi.
Yang mencela sahabat Nabi adalah orang-orang yang tidak termasuk dalam golongan Islam.
Jadi, Sahabat Nabi itu bukanlah golongan orang yang tidak bisa murtad, melainkan mereka hanyalah manusia biasa yang bisa saja berbuat salah, dosa, bahkan murtad dari agama Islam
Kalau cara berpikir ente dipakai secara mutlak ente sendiri akan kena kaidah ente:
Ente ketika membantah Habib Nouval tentang nikah mut’ah mengatakan bahwa nikah mut’ah disyariatkan dalam Al Qur,an,dan yang mengharamkannya Umar,lalu ente tulis:”Al Hakam,Ibnu Juraij sesamanya meriwayatkan bahwasanya Imam Ali Kw mengatakan:’Kalau bukan karena ‘Umar tidak akan ada orang yang berzina kecuali orang-orang yang benar-benar celaka.
Kemudian Beliau mengatakan:”Kalau pendapatku ttg nikah mut’ah tidak kedahuluan ‘Umar,aku akan perintahkan nikah mut’ah setelah itu jika masih ada yang berzina,dia memang benar-benar celaka(Tafsir Thabari,juz 5 hal 9.SANADNYA SHaHIH.
Dari sini berarti,nikah mut’ah disyariatkan didalam Alqur’an.
Yang engharamkan ‘Umar.
Imam ‘Ali mengetahui disyariatkannya nikah mut’ah,tapi beliau diam dan tidak menerangkan hal ini kepada ummat karena keduluan Umar.(padahal setelah Umar wafat kemudian Ustman juga wafat beliau jadi Khalifah lho…)
Berarati Imam ‘Ali menyembunykan apa yang dia ketahui dari Al Qur’an.
Allah Swt berfirman dalam surat Al Baqarah:159: “Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa-apa yang telah kami turunkan berupa keterangan-keterangan(yang jelas)dan petunjuk,setelah kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab,mereka itu dila’nati Allah dan dila’nati pula olehsemua (mahluk) yang dapat melaknat.”
Oke, kita pakai pola berpikir ente;
Ali mengetahui bahwa nikah mut’ah dsyariatkan dalam Al Qur’an.
Umar melarang nikah mut’ah.
Ali yang tahu hukum sebenarnya mendiamkannya.
Berarti Ali menyembunyikan apa yang telah diturunkan Allah.
orang yang menyembunyikan apa yang diturunkan Allah Di laknat Allah bahkan semua yang bisa melaknat
kesimpulannya:ALI ADALAH ORANG YANG D******* OLEH ALLAH DAN SELURUH YANG BISA MELAKNAT.
Logis Kan? Kan?
TAMPILIN KOMEN GUA KALO LU JUJUR!!!
KALO KAGAK BERARTI LU CEMEN,KAYAK PENDAHULU-PENDAHULU LU.
MUNAFIK LU
Lu mau tanya dari mana gua tahu lu munafik? dari Mazdhab LU YANG BERDASAR PADA TAQIYYAH.
saya tidak mengkafirkan orang yang Anda maksud. Dimana saya mengkafirkannya?
Saya akan santun kepada mereka yang santun.
Saya justru heran dengan cara berpikir Anda. Begini saya jelas jika memang Anda kesulitan dalam merunutkan pola pikir Anda.
Tulisan saya ini membahas soal Muawiyah. Dan saya menggunakan silogisme. Persoalannya, apakah silogismenya itu benar? kalau Anda mengatakan silogismenya itu salah, maka tunjukkan dimana kesalahannya. Eh Anda malah nyinggung soal nikah mut’ah disini. Ndak nyambung donk.
Mari…mari…kita berdialog fokus pada pembahasan, santun, dan ilmiah. Bisa kan?
Kalau mau diskusi soal nikah mut’ah, diskusilah ditempatnya. Jangan dzalim yah…. 😀
Ndak perlu berkomentar seperti itu. Bukankah komen Anda saya tampilkan terus?
Lho…lho…kok nyambung-nyambung ke mazhab bung? Kita tidak sedang berbicara soal mazhab apakah saya, dan mazhab apakah Anda. Sekali lagi, ini soal Muawiyah. ok, saya ulangi agar Anda teringat-ingat terus sehingga tidak ngelantur kemana-mana, INI SOAL MUAWIYAH. hehehe… 😀
Terimakasih deh tulisan gue lu muat,terserah lu komentar apa.Yang jelas tulisan gue kebaca ama orang,dan mereka tahu bahwa silogisme lu kagak bisa diterapkan secara mutlak,kalau bersikeras nerapinnya secara mutlak Imam Ali akan tertuduh oleh lu dan yang satu jenis ama lu…Ini nunjukkin ketololan lu,bahwa lu kagak bisa berpikir secara baik dan melihat permasalahan secara menyeluruh.Kagak nyambungnya dimana?Gua juga masih mengkaitkan dengan masalah mu’awiyah tuh,cuman gua bandingkan dengan masalah Imam Ali yang lu tulis berkaitan tentang nikah mut’ah.Oke?Kenapa tulisan gua yang bernada hampir sama kayak gini kagak lu tampilin? Biar dikira gua TERBUNGKAM dengan gaya ngeles lu yang gak mutu. TAMPILIN YANG INI YAH?
Saya sudah meminta Anda untuk menunjukkan dimana letak kesalahan dari silogisme yang saya buat tentang muawiyah. Ndak perlu Anda nyinggung-nyinggung soal lain. Selesaikan dulu lah persoalan Muawiyah ini. Justru disinilah letak kedunguan Anda. Orang sedang ngobrolin A, tiba2 nyambung ke B.
Kita selesaikan persoalan Muawiyah, baru saya akan menunjukkan letak kesalahan silogisme yang Anda susun diatas tentang nikah mut’ah. Saya memaklumi jika Anda salah dalam bersilogisme karena memang Anda tak menguasainya dengan baik.
Blogwalking membawa saya ke sini…….ternyata isinya lumayan juga
, untuk tambah2 pengetahuan. Tapi sebagai orang kritis saya tentu tidak telan begitu saja apa yang disajikan di blog ini (begitupun juga dengan “sanggahan2nya).
Saya cuma mau bilang di sini, sudahilah pertentangan2 antar saudara umat muslim seperti ini. Terutama cuma untuk hal2 yang gak penting, seperti yang dibahas di atas.
Lebih penting mana hal2 yang anda ributkan di atas dibanding dengan kondisi umat islam yang semakin terpojok sekarang ini. Orang taat beragama dicap teroris.
Di beberapa belahan dunia merebak islam-phobia. Identitas islam dilucuti, orang berjenggot dicap teroris, jilbab & cadar dilarang.Muncul partai anti islam. Nabi Muhammad jadi bahan hinaan lewat kartun. dan masih banyak lagi. Belum lagi di dalam negeri Indonesia sendiri, yang notabene sebagai negara kesekian yang mempunyai umat islam terbesar. Nilai2 keagamaan terus tergerus. Pengaruh kebudayaan barat terus menggempur, sex bebas di mana-mana, korupsi semakin meraja lela. Orang pengajian dimata2i, dianggap teroris. dll.
Lebih penting mana coba dengan hal2 yang anda (yang punya blog ini & mas kholid, atau kerajaan agama atau siapalah… gak penting) ributkan. Pertentangan2 antar umat seperti inilah yang membuat umat islam semakin tercerai berai, semakin hancur.
Bersatulah anda semua bung……anda umat islam adalah saudara.
Sori bung ressay kalau komen saya ini tidak sesuai dengan kriteria silogisme anda yang canggih itu.
Tapi, sekali lagi, saya cuma mau bilang :
1. Perdebatan di atas (muawiyah, dll )adalah gak penting. Anak muda sekarang bilang (maaf) BULLSHIT…………..
2. Persatuan antar umat islam lebih penting dalam menghadapi tantangan dalam keberagamaan yang semakin berat sekarang ini.
Persatuan umat Islam itu harus. Dialog yang kadang memanas itu pun diperlukan asal masih dalam koridor ukhuwah Islamiyah.
he…hee..
Dulu komen gua yang nadanya lebih alus kagak lu muat setelah gua kasar-kasar dikit ente muat…rupanya ente seneng di gituin yah..
nih se..
yang pertama ane kagak nyalahin silogisme ente,coba ente baca sekali lagi,mana tulisan yang nyalahin silogisme ente…ane cuman nulis klo silogisme itu kagak bisa diterapin secara mutlak,toh dalam kehidupan juga sering terjadi, sesuatu kaidah ternyata tidak bisa diterapkan secara mutlak,iya nggak?
yang kedua.dalam membicarakan suatu masalah masa kita tidak diperbolehakn membandingkan dengan perkara lain yang hampir sama,misal masalah A,tetapi ada satu persamaan dengan masalah B,lalu kita membandingkan masalah tersebut karena disitu ada permasalahan yang hampir sama,apakah dalam diskusi atau pembicaraan kagak boleh?
Kalo lu mau tulis ya tulis aja tuh kesalahan ane,gua gak ambil pusing kok…
ente emang kayak yang dibilang mas FurQan ya se yah…
otak lu dalam beragama kata dia cupet..yang ada cuman ghadir qum,Tsaqalain,imamah,Ali, Ahlul Bait-ali Tambah Mut’ah.Pikiran lu dan yang semadzhab ama lu itu-itu doang,makanya ketika kaum muslimin sunni menyebarkan Islam ke berbagai negeri,melakukan penaklukan dan membangun peradaban kalian kagak terdengar kiprahnya bagi kaum muslimin,kalian kan cuma nebeng,kalo Islam sudah ada dan menyebar disatu negeri masuklah Syiah secara diam-diam memecah barisan.menyebarkan keraguan terhadap para pembawa bendera islam yang pertama dari kalangan Shahabat..
Kita akan lihat da’wah kalian,nggak akan mampu menegakkan bendera karena disitu-situ aja kalian mbulet dan berputar-putar. Bukankah Allah sudah ingatkan:Itu adalah ummat yang lalu,bagi mereka apa yang mereka usahakan dan bagi kalian apa yang kalian usahakan dan kalian tidak akan ditanya apa yang telah mereka usahakan. Kita emang perlu belajar sejarah,tetapi untuk belajar agar jangan mengulangi kesalahan yang sama, bukannya seperti menggali bangkai yang sudah tekubur dan busuk.kalau diperhatikan kalian membenarkan orang-orang kafir yang selalu mencitrakan gambaran islam yang kelam,busuk,dan buruk.
1. Sebelum membahas soal silogisme yang Anda tentang nikah mut’ah, bahas dulu soal silogisme yang saya bangun mengenai Muawiyah.
2. Apakah benar silogisme yang saya buat (berikut kesimpulannya) mengenai Muawiyah yang murtad?
3. Soal syi’ah, saya tidak berminat untuk membahas karena out of topic.
Lebih baik Anda berkomentar sesuai dengan topic yang diangkat, tidak ngelantur kemana-mana. Mau komentarnya dimuat kan? bicaralah sesuatu topik.
1. Sebelum membahas soal silogisme yang Anda tentang nikah mut’ah, bahas dulu soal silogisme yang saya bangun mengenai Muawiyah.
2. Apakah benar silogisme yang saya buat (berikut kesimpulannya) mengenai Muawiyah yang murtad?
3. Soal syi’ah, saya tidak berminat untuk membahas karena out of topic.
Lebih baik Anda berkomentar sesuai dengan topic yang diangkat, tidak ngelantur kemana-mana. Mau komentarnya dimuat kan? bicaralah sesuatu topik.
silogisme sebagaimana diatas kok hanya untulk muawiyah doang kasus lain yg memuat hujatan serupa gak dipake, hahaha…dasar otak didengkul, benar kata mas kholid mrk hanya berkutat di tsaqalain, qadir qum, mutah (spesialis hal ini, dg segala riwayat ngarang sendiri ), yg kesemuanya tlh terbantah oleh sejarah dan sikap para imam ahlul bait..( hubungan yg baik antara ahlul bait dg para sahabat/khalifah mrk klaim sebagai takiyah imam-imam ahlul bait )
Silakan saja tampilkan silogisme yang lain. Yang jelas silogisme saya itu, secara formal dan material benar. kalau salah, silakan tunjukkan.
Bacalah Alquran dari Al fatihah sampai An naas dan hadits2 nabi,kita akan tahu siapa Syiah itu sebenarnya?..kalo kita jujur dalam beriman akan kita dapati syiah adalah sejelek-jeleknya agama dimuka bumi. Wallahu Musta’an
Ah anda saja yang g paham agama islam.
MEMANG, BERAGAMA YANG PALING BERBAHAYA ADALAH FANATIK BUTA DAN TAKLID BUTA. OTAKNYA YANG MEMANG KARUNIA DARI ALLAH, TIDAK DIBERDAYAKAN DENGAN SEMPURNA DAN SEOPTIMAL MUNGKIN. SARAN SAYA, KITA TIDAK PERLU MENANGGAPI ORANG-ORANG SEPERTI INI. BUANG-BUANG WAKTU DAN CAPE RIA. ISLAM ADALAH AGAMA LOGIS DAN ILMIAH. SEMUA ORANG BERHAK MENGATAKAN SI A SAHABAT NABI. ATAU RASUL PERNAH NGOMONG TENTANG KEUTAMAAN SI A. BOLEH-BOLEH AJA SIH. TAPI, PERNYATAAN ITU HARUS DI UJI DENGAN KENYATAAN. APABILA SI A ITU, TERNYATA BANYAK MELAKUKAN AKHLAK YANG BERTENTANGAN DENGAN RASUL. OTOMATIS, HADITS YG MENYATAKAN KEUTAMAAN SI A ITU PALSU. SANGAT SEDERHANA DAN SIMPEL. TIDAK PERLU KITA HARUS MENJADI AHLI HADITS, DALAM MENILAI HADITS. LIAT DAN PERHATIKAN HADITS ITU, BERTENTANGAN TIDAK DENGAN QUR’AN DAN DALIL AQLI? KALAU BERTENTANGAN, MAKA JELAS, HADITS ITU PALSU, ALIAS DIBUAT-BUAT DEMI KEPENTINGAN DIRINYA. INGAT, AKAL KITA, AKAN DIPERTANGGUNGJAWABKAN DI HADAPAN ALLAH KELAK. SEKALI LAGI, GUNAKAN AKAL ITU SESEMPURNA DAN SEOPTIMAL DALM MENYOROTI BERJUTA HAL TENTANG ISLAM. BERUNTUNGLAH ORANG-ORANG YANG CERDAS. DAN MERUGILAH, ORANG YANG FANATIK BUTAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA.
panjang sekali. terimakasih pengetahuannya. salam kenal.
hem inilah kumpulan orang munafik yang digambarkan dalam al qur’an
merasa tahu agama tapi memepunyai pemahaman yang menyimpang
saran jangan ditanggapi orang seperti ini..do’akan saja semoga hidayah datang pada orang ini
hehehe….kalau memang gak punya ilmu, gak usahlah Anda ngoceh percuma disini.
Salam…..mas ressay…..
tulisan antum sangat logis
syukron
Denny Priyanto
kunjungi website kami di http://www.hajarabis.com
saya malah tambah ga ngerti mas,yang saya tanya kan,muawiyah itu sahabat apa bukan?,lalu mas jawab
itu artinya menurut pendapat imam malik yang mas kutip,kita ga boleh mencela muawiyah bukan?tapi anehnya pendapat imam malik yang mas kutip sebagai dasar tulisan ini pun mas ragukan. itu membuat rancu.lalu mas bilang muawiyah murtad menurut pendapat “lagi2 imam malik yang mas kutip dan mas ragukan”.
itu bukan bagian dari maksud pertanyaan saya
jadi saya ga punya urusan sama muawiyah, mau dia murtad atau tidak itu bukan urusan saya. yang saya tanyakan mas ressay ini termasuk orang yang menurut “pendapat imam malik yang mas jadikan dasar tulisan sekaligus meragukannya” sebagai orang yang mencela sahabat atau bukan?
hatur nuhun
Begini, maksud tulisan saya, kalau kita membenarkan pendapat Imam Malik yang sampai hari ini ternyata diamini oleh mayoritas umat Islam, maka kesimpulannya Muawiyah itu MURTAD.
Saya sendiri tidak sepakat dengan pendapat Imam Malik.
Hati-hati mengatakan orang murtad mas kalau tak terbukti dosanya gede.
Apa yang dilakukannya …. menunjukan sisi sebagai orang yg murtad
jd kalau dah murtad …yaa murtad aja.
Wah… wahhh, luar biasa perdebatan yang anda tunjukkan, kita sama2 muslim, hanya “kebetulan” kita berbeda paham. Mari kita kemas perdebatan dalam bahasa cerdas dan mendidik.
Bung ressay, kembali lah ke jati diri, dan tidak hanyut.
Muawiyah murtad atau tidak, tidak begitu penting. Biarlah Allah yang menilai. Yang lebih penting apakah kepemimpinan dia telah mempengaruhi perjalanan islam selanjutnya….? mari kita bedah sejarah secara obyektif dan berani.
Kita buka lembaran sejarah, kita bandingkan kepemimpinan 4 khalifah, dan kita telusuri kerajaan yang dibangun dinasti umayah.
Mungkin bung ressay memancing dengan tulisan penilaian Muawiyah untuk melakukan kajian kritis atas apa yang terjadi dengan sejarah dan perkembangan islam dalam “semua sisi” kehidupan… Yang jelas hal itu semua berpengaruh dalam perkembangan Islam sampai dengan saat ini.
Semoga kita yang di Indonesia tidak terjebak konflik kabilah, semangat kesukuan, antar para “pendekar” atau tokoh islam di Timur Tengah, posisi geografis, keterbukaan, kemampuan adaptasi dan culture ke-indonesiaan kita, membuat kita mampu mengambil semua, menyerap apapun, dan memilah serta memilih yang benar-2 sebenarnya sesuai dengan al quran. Dengan kekayaan local wisdom yang kita miliki, semoga kita dapat kan nilai dan ajaran Islam sebagaimana yang dibawa dan dikehendaki Rasullulah. Amin
Terus berkarya Bung resaay, dan tetap cerdas.
sebenarnya yang mempunyai banyak pahala dan terbebas dari dosa adalah ahlulbait(termasuk ali bin abi thalib) hahahaha