Terkejut ketika aku mendengar dari seorang kawan bahwa sudah beredar video yang berisi tentang ajakan dari beberapa ulama Islam untuk membunuh Islam Ahmadiyah. Islam Ahmadiyah? Ya, aku masih menganggap bahwa Ahmadiyah adalah saudara-saudaraku Islam. Bagi yang tidak sependapat denganku, silakan ajukan argumen Anda di bawah tulisan ini.

Kembali ke masalah video tadi.

Video ini bersumber dari Youtube dan telah ditayangkan ulang di Metro TV. Penyiar Metro TV mengatakan, belum diketahui siapa yang memasukkan video tersebut ke YouTube. Video tersebut diupload pada 28 April kemarin oleh seseorang yang mengaku sebagai “wongnews”. Metro TV sempat menayangkan seorang pendakwah, Sekjen FPI Sobri Lubis, yang mengajak umat Islam untuk membunuh jemaat Ahmadiyah. Metro juga mewawancarai pengurus Ahmadiyah sehubungan khotbah ajakan membunuh oleh FPI itu. Mau download video? Nih link-nya: http://youtube.com/watch?v=WVQZeWoWVng .

Video itu berisi beberapa seruan dari Sobri Lubis salah satu pentolan Fraksi FPI yang sangat terkenal kegarangannya itu. Kegarangan yang tidak ada bedanya dengan kegarangan para preman-preman pasar yang berkeliaran menyebarkan perasaan was-was dan ketakutan ditengah-tengah masyarakat. Hanya beda pada pakaian saja. Preman berpakaian dengan pakaian khas preman, sedangkan FPI menggunakan pakaian “para Nabi”.

Aku jadi teringat dengan salah satu hadits Nabi, “Orang yang paling dibenci oleh Allah adalah orang yang pakaiannya lebih baik dari akhlak. Berpakaian seperti para Nabi, tetapi berperilaku tiran.”

Saat ini tiran tidak hanya terbatas pada tiran politik saja. Tidak menutup kemungkinan dalam ranah keagamaan, bisa saja ada tiran.

Aku kutipkan beberapa khutbah dari Sobri Lubis:

“Kalau Ahmadiyah tidak mau kembali kepada Islam, kita perangi Ahmadiyah. Perangi Ahmadiyah! Bunuh Ahmadiyah! Bersihkan Ahmadiyah dari Indonesia! Allahu Akbar! Saya pribadi maupun FPI maupun umat Islam yang lain bertanggung jawab, kalau kalian bunuh Ahmadiyah, bilang disuruh oleh ustad Sobri Lubis, saya siap tanggung jawab dunia-akhirat untuk bunuh Ahmadiyah di mana pun berada!”

Bukan hanya Ahmadiyah saja yang dikecam, beberapa tokoh kenegaraan pun jadi korban kecaman ustadz ini.

Jusuf Kalla, dia bilang apa, ‘Biarkan Ahmadiyah beribadah.’ Datang lagi Gus Dur, ‘Jalan terus, nanti saya lindungi.’ Dalam rangka menjilat barat untuk dapat duit, dapat dukungan jadi calon presiden, dapat dukungan dari iblis Amerika dan setan Inggris. Perangi Ahmadiyah di mana pun mereka berada! Allahu Akbar! Bunuh! Bunuh! Bunuh! Lu merusak aqidah gua. Konyol! Persetan dengan HAM, taik kucing dengan HAM!”

Ngeri bukan?

Aku akan coba menganalisa dua pernyataan “yang baik” diatas. Pada pernyataan yang pertama, Sobri Lubis mengajak agar umat Islam membunuh Ahmadiyah dimanapun mereka berada. Bahkan beliau dengan tinggi hatinya mengatakan beliau akan bertanggungjawab dunia akhirat.

Ini menarik menurutku. Yang membunuh Anda, tetapi yang bertanggungjawab dia. Artinya bahwa, kalau perbuatan membunuh orang Ahmadiyah itu salah, maka dialah yang akan bertanggungjawab. Tetapi kalau perbuatan membunuh orang Ahmadiyah itu ternyata benar menurut Tuhan, maka yang mendapat pujian dari Tuhan adalah dia sedangkan Anda mendapatkan pujian secara tidak langsung.

Sama halnya dengan seperti ini. Aku dan Anda berada dalam seksi acara suatu kepanitiaan. Aku perintahkan Anda untuk merubah konsep acara. Aku katakan, “Turuti apa yang aku perintahkan. Aku yang bertanggungjawab.” Sedangkan dalam suatu kepanitiaan itu pasti ada yang namanya ketua panitia. Kalau ternyata apa yang aku perintahkan itu ternyata tidak disepakati oleh ketua panitia, yang kena marah itu aku karena aku dah berani memberikan pernyataan bahwa aku yang bertanggungjawab. Tetapi jika perintahku itu benar dan ketua panitia sangat senang, ketua panitia pasti akan memberikanku suatu pujian-pujian yang bisa membuatku terbang melayang entah kemana.

Asyik juga ya jadi ustadz.

Padahal sih kalau kita mau belajar agama, sedikit saja, disana ada ajaran yang mengatakan bahwa siapa yang berbuat maka dialah yang bertanggungjawab. Aku yang membunuh, maka aku yang bertanggungjawab. Aku yang berbuat baik, maka aku yang mendapatkan pahala. Kok bisa ya ustadz berstatement seperti itu? kalau dalam ranah logika itu namanya fallacy (kesesatan berpikir).

Tetapi kegarangan Sobri Lubis itu yang tampak sekali pada pernyataannya yang pertama, ternyata pada pernyataannya yang kedua, kegarangan itu sudah agak melembek sedikit.

Disana tidak ada ancaman membunuh Gus Dur dan Jusuf Kalla. Bukankah siapa yang melindungi orang yang berbuat jahat juga akan mendapatkan hukuman juga? Seharusnya, orang yang melindungi Ahmadiyah, juga layak dibunuh. Tetapi knapa tidak ada pernyataan ingin membunuh Gus Dur dan Jusuf Kalla? Takutkah karena Gus Dur punya massa NU? Takutkah terhadap Jusuf Kalla karena beliau adalah wakil presiden?

Entahlah, aku biarkan itu menjadi wacana kita masing-masing.

Yang jelas, satu pertanyaan yang ingin aku pertanyakan kepada Pemerintah yang terkesan seperti BANCI CONGEK. “Manakah yang lebih layak dihukum, Ahmadiyah yang mengajarkan cinta kasih dan kedamaian ataukah FPI, MMI, dan yang sejenis dengan kedua kelompok itu yang menebarkan kebencian dan ketidakamanan di bumi pertiwi ini?” (Bahkan ngancam mau membunuh lagi).

Untuk menutup coretanku yang konyol ini, aku ingin mengutipkan satu perkataan Ustadz Muhsin Labib (Semoga Allah senantiasa merahmati beliau), Bila anjing menggongong, jangan balas dengan menggongong. Bila dibalas dengan menggonggong, berarti ada dua anjing.”

Hayo siapa yang mau membalas gonggongan itu?