Setelah ber-argumentum ad hominem, sekarang ku coba melangkahkan kaki ini menuju wilayah ilmiah yang tidak berfallacy, menanggapi tulisan “ilmiah” dari Ustadz Ghania Rasyid.

Sebelumnya, aku memohon maaf kepada para pembaca yang sudi membaca tulisan tololku ini. Mungkin tulisan ini terlalu panjang, tetapi aku sangat memohon kepada Anda untuk membacanya dengan khidmat tanpa mengeluh karena saking panjangnya tulisan ini.

Jika dalam beberapa argumen yang berusaha dibangun oleh Ustadz Ghania Rasyid yang masih mahasiswa itu, kita tidak dapat melihat sebenarnya sumber valid dari argumen-argumen yang dia bangun. Lebih lucu lagi ketika Ustadz Ghania Rasyid yang masih mahasiswa itu mengatakan bahwa rujukannya itu website, diantaranya beliau menyebutkan www.muslim.or.id

Dimana letak kelucuannya? Kalau Anda membaca muslim.or.id, itu adalah website saudara-saudara kita dari Salafy/wahabi. Dari dulu sampai sekarang, kalau kita mengikuti perkembangan wacana Syi’ahisme, maka kita pasti akan menjumpai saudara-saudara kita Salafy/Wahabi mencak-mencak. Mereka adalah musuh (mohon maaf kalau kata ini kurang tepat) utama dari Syi’ah. Anehnya, mereka menyerang pemikiran Syi’ah dengan memanipulasi data-data yang bersumber dari Syi’ah. Jika Anda tidak percaya, silakan Anda ikuti diskusi di www.jakfari.wordpress.com

Jadi kalau Ustadz Ghania Rasyid mengajak para blogger untuk membaca muslim.or.id, maka sebenarnya ustadz Ghania Rasyid ingin mengajak para mahasiswa yang ingin belajar hukum untuk pergi menemui dosen matematika. Apa hasilnya? Ya ndak akan nyambung tho yo.

Ahmadinejad dan Iran

Pada paragraf awal, beliau mencoba membedah sosok Ahmadinejad dengan Irannya yang begitu fenomenal. Beliau menulis bahwa Ahmadinejad dengan beraninya mengatakan bahwa Israel hendaknya dihapus dari peta dunia.

Bagi orang-orang syi’ah atau orang-orang yang mengikuti pengkajian terhadap wacana Timur Tengah, maka dia akan tersenyum manis melihat tulisan sang Ustadz. Mengapa? Silakan Anda temukan jawabannya disini.

Itulah kalau mau dapet informasi tentang Iran dapetnya dari musuh Iran yaitu Amerika dan Israel.

Syi’ah=Rafidhah?

Setelah menyinggung sedikit, tidak mendalam, mengenai Ahmadinejad dan Iran, beliau meloncat ke pembahasan Rafidhah. Menurut beliau Syi’ah itu Rafidhah.

Ada yang mengatakan mereka dinamakan Rafidhah, karena mereka menolak Zaid bin Ali bin Husein bin Ali bin Abi Thalib yang mengatakan bahwa Abu Bakar dan Umar bin Khattab adalah sahabat kakeknya (maksudnya adalah sahabat Rasulullah SAW), dan bahwa Zaid setia kepada keduanya. Ada yang mengatakan mereka dinamakan dengan Rafidhah, karena mereka menolak keimaman (kepemimpinan) Abu Bakar dan Umar. Dikatakan juga, mereka disebut dengan Rafidhah karena mereka menolak agama (Islam).

Sayang argumen beliau diatas tidak disertai sumber rujukan. Kalau Anda semua tanya kepada beliau, “Rujukan Anda mana?” Niscaya beliau akan menjawab, “Lihat saja muslim.or.id. Semua beres.”

Padahal, seperti yang telah aku singgung diatas, itu bukanlah sikap yang obyektif.

Mau referensi pembanding? Silakan kunjung weblog Syi’ah berikut ini. Jadi belajar tentang Syi’ah, ya ke orang Syi’ah.

Abdullah bin Saba’

Beliau juga membahas mengenai Abdullah bin Saba’. Bahwa menurut referensi Ustadz Ghania Rasyid yang misterius itu, Abdullah bin Saba’ itu pendiri Syi’ah. Abdullah bin Saba’ menganggap bahwa Ali itu tidak mati. Tetapi Ali menjelma menjadi awan, petir, dll.

Akhirnya Ibnu Saba’ pun memiliki pengikuti lalu menyebarkan pahamnya hingga terkenal menjadi Syi’ah.

Katanya sih pemikiran Ibnu Saba’ itu menjadi aliran Syi’ah. Tetapi kok, sepanjang yang saya ketahui, aku tidak mendapati keyakinan orang-orang Syi’ah bahwa Ali itu belum wafat. Jadi aku tanya nih, dapet darimana referensi itu? Tenang aja, aku yakin kali ini referensinya itu dari kitab Syi’ah kok. Hanya saja dia mendapatkannya dari website salafy sehingga hadits lemah dijadikan dalil untuk mendiskreditkan Syi’ah.

Pingin tau bagaiman Abdullah bin Saba’ itu? Silakan baca ini.

Padahal kalau kita mau belajar sejarah Islam, bukankah Umar yang katanya sahabat Nabi yang mulia itu pernah meragukan Nabi itu meninggal lalu Umar diperingatkan oleh Tuan Abu Bakar?

Imamah

Pindah lagi ke topik lain. Kali ini topik yang beliau soroti tentang Imamah. Beliau mengatakan bahwa Hadits Ghadir Khum itu cerita palsu Syi’ah bahwa Rasulullah telah menunjuk Ali bin Abi Thalib menjadi imam sepeninggal Rasulullah di Ghadir Khum selepas haji Wada’.

Kalau orang yang belajar Islamnya dari buku dan dialog mah akan tau kok bahwa sebenarnya hadits Ghadir Khum itu masyhur dikalangan Ahlulsunnah. Sayangnya Al-Ustadz Ghania Rasyid ini belajar Islamnya dari seniornya yang hanya memberikan dogma, bukan doktrin. Harap dibedakan antara dogma dan doktrin.

Aku hanya ingin mereferensikan satu buku saja dan itupun buku Ahlulsunnah. Judulnya Khilafah wal Mulk, karya Abul A’la Al-Maududi. Di sana ada pembahasan mengenai hadits Ghadir Khum. Beliau itu ulama Ahlulsunnah lho.

Al-Qur’an Syi’ah Beda?

Ini fitnah apa lagi?

Apakah Syi’ah punya Al-Qur’an yang berbeda dengan Ahlulsunnah?

Ada dua bentuk argumen yang dapat aku ajukan.

  1. Argumen gampangan. Anda hanya perlu mencari orang Syi’ah, lalu berkunjunglah kerumahnya. Cobalah minta Al-Qur’an yang mereka miliki. Lalu cocokkan Al-Qur’an mereka dengan Al-Qur’an yang Anda bawa.
  2. Argumen ilmiah, sebagai berikut:

Anda hanya perlu membaca beberapa link dibawah ini:

Al-Kulaini, Al-Kafi, dan Tahrif Al-Qur’an

Tokoh-tokoh Ulama Ahlulsunnah Yang Meyakini Tahrif Al-Qur’an (1)

Tokoh-tokoh Ulama Ahlulsunnah Yang Meyakini Tahrif Al-Qur’an (2)

Tokoh-tokoh Ulama Ahlulsunnah Yang Meyakini Tahrif Al-Qur’an (3)

Naskh Tilawah Antara Pendukung dan Penentangnya

Naskh Tilawah adalah Tahrif Terselubung

Keyakinan Para Tokoh Syi’ah Imamiyah Akan Terjaganya Al-Qur’an dari Tahrif (1)

Banyak memang referensinya. Ya begitulah kalau ingin berdialog dengan ilmiah. Semoga Anda sabar dalam mempelajari ini.

Aqidah Syi’ah tentang Imam Mereka

Saya hanya ingin mengajukan satu pertanyaan saja kepada Ustadz Ghania Rasyid atas tulisannya mengenai Aqidah Syi’ah tentang Imam Mereka. “Sumbernya darimana Ustadz?”

Nikah Mut’ah dan Menyetubuhi Dubur Istri

Ini juga sama. Saya hanya ingin menanyakan referensinya dalam kitab apa, halaman brapa. Gampang khan?

Pandangan Syi’ah terhadap selainnya…

Syi’ah menganggap bahwa orang-orang yang diluar kelompok mereka sebagai seorang muslim. Mau buktinya? Baru-baru ini beberapa ulama Indonesia hadir di konferensi Persatuan Islam di Teheran. Di sana kumpul beberapa ulama dari berbagai mazhab untuk mendialogkan dan mengkampanyekan persatuan Islam. Indah bukan?

Taqiyah

Ini adalah salah satu kaidah Ushul Fiqh dalam ranah keilmuan Syi’ah. Taqiyah dalam Syi’ah tidak wajib. Taqiyah dilakukan ketika memang dia sedang berada pada satu keadaan yang mengharuskannya untuk bertaqiyah.

Taqiyah adalah menyembunyikan kebenaran (menurut pemahamannya) dan menampakkan kekafiran (menurut pemahamannya).

Apakah Taqiyah diperbolehkan? Boleh…!! Seorang sahabat yang sangat setia dengan Rasulullah pernah melakukan Taqiyah yaitu Ammar bin Yasir. Kedua orang tuanya meninggal karena tidak mau mengucapkan kata-kata kafir. Tetapi Ammar bin yasir demi menyelamatkan hidupnya, ia akhirnya bertaqiyah dengan mengucapkan kata-kata kafir. Sehingga selamatlah nyawanya dari tangan Kafir Quraisy pada saat itu.

Rasulullah memperbolehkan Ammar bin Yasir untuk melakukannya lagi jika memang keadaan mendesaknya untuk bertaqiyah.

Seperti itu para pembaca yang budiman tanggapan dariku. Mohon maaf jika memang terlalu panjang dan melelahkan. Semoga dapat diambil hikmah dari tulisan ini.

Kepada Ustadz Ghania Rasyid, sebagaimana keyakinan Anda yang menolak cara-cara demonstrasi, kekerasan lalu Anda lebih senang dengan cara-cara dialog, aku ingin mengajak Anda sedikit berdialog mengenai Syi’ah. Bagaimana Ustadz Ghania Rasyid?

Seharusnya Anda konsisten dengan keyakinan Anda yang sangat menginginkan dialog ketika ada permasalahan-permasalahan yang terjadi.

Tetapi, komentarku diweblog Anda saja dihapus, bagaimana mau dialog.